Senin, 19 Februari 2018

Makanan Khas Semarang

Semarang merupakan kota terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Selain itu, kota yang sekaligus menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah ini mempunyai jumlah penduduk mencapai angka 2 juta jiwa. Semarang mempunyai beberapa julukan, seperti Venetie van Java, Kota Atlas, The Port of Java, Semarang Pesona Asia, dan Kota Lumpia.
Kota Lumpia menjadi julukan yang menunjuk kota Semarang karena di kota dengan dominasi penduduk dari suku Jawa tersebut terdapat makanan khas berupa lumpia. Selain lumpia, masih ada banyak makanan khas Semarang yang secara langsung lahir di tanah Semarang maupun hasil akulturasi dari sejumlah budaya [lumpia merupakan akulturasi 2 budaya, yakni Jawa dan Cina]. Berikut ini akan MakananOlehOleh.com tampilkan daftar kuliner khas kota Semarang yang bisa menjadi pilihan untuk kamu ketika berkunjung ke sana.

1. Bandeng Presto

 

Bandeng presto merupakan olahan dari ikan bandeng yang dimasak dengan cara presto untuk menghilangkan duri atau melunakkan duri pada ikan tersebut. Presto sendiri adalah cara memasak menggunakan tekanan tinggi dari uap air, biasanya dimasak dengan panci presto atau panci yang dapat dikunci rapat agar air tidak meluap. Memasaknya dalam panci dengan cara presto, harus diberi alas daun pisang di bawahnya. Namun sebelum dipresto, ikan dengan nama latin Chanos chanos ini harus diberi bumbu berupa bawang putih, garam, dan kunyit yang telah dihaluskan.
Walaupun ditemukan oleh Hanna Budimulya, seorang warga Pati pada 1977 silam, namun bandeng presto mulai menyebar cepat ke Semarang dan Sidoarjo khusunya. Karena perkembangan itulah, di Semarang bandeng presto menjadi oleh-oleh khas ibukota Jawa Tengah tersebut. Salah satunya adalah dengan muculnya Bandeng Presto Juwana di Semarang. Bahkan sentra bandeng presto tersebut dikatakan adalah asal muasal dari presto pertama, yang pindah ke Semarang karena merupakan ibukota Jawa Tengah.

2. Nasi Ayam Semarang

 

Nasi ayam khas Semarang adalah makanan dengan isi berupa nasi liwet, telur rebus, dan suwiran ayam yang diberi kuah opor serta tambahan sambal goreng jipan. Sekilas memang mirip dengan nasi liwetnya Solo, namun nasi ayam ini biasa disajikan dengan tambahan sate telur puyuh, satu usus, dan teh hangat. Perbedaan lainnya adalah nasi liwet menggunakan kuah areh, sedangkan nasi ayam memakai kuah opor kuning. Untuk penyajiannya cukup sederhana, yakni hanya berada di atas piring yang telah diberi alas dari daun pisang dengan isian seperti yang telah disebutkan seperti di atas.
Asal muasal dari makanan sehat Semarang ini adalah dari tangan penjual nasi ayam keliling bernama Satinem. Dia adalah orang dibalik terciptanya nasi ini dan sering menjajakannya secara berkeliling pada tahun 1960-an. Nama awal dari makanan ini dulunya bukanlah nasi ayam Semarang, melainkan nasi ayam Kampung Koja. Penamaan ini dikarenakan Kampung Koja adalah kampung yang menjadi saksi lahirnya makanan ini. Hingga pada tahun 1992 nasi buatan Satinem semakin dikenal karena telah membuka tempat dagang secara mandiri di Jalan K.H. Ahmad Dahlan yang sampai saat ini masih berjualan. Lambat laun telah banyak kedai dan warung yang ikut-ikutan menjajakan makanan ini di Semarang.

3. Garang Asem

 

Olahan tradisonal bernama garang asem adalah makanan khas Semarang yang enak berisi ayam dengan kuah santan berbumbu belimbing wuluh dan cabai. Uniknya, ayam dan kuah santan dimasak dengan dimasukkan dulu ke dalam daun pisang lalu ditutup atasannya dengan lidi. Untuk menambah kenikmatannya, biasanya garang asem diberi tambahan nasi hangat, tempe goreng, jeroan ayam yang ditusuk seperti sate, dan perkedel. Untuk menemukan makanan dengan bumbu Indonesia banget ini cukup sulit, namun salah satunya ada di restoran dengan alamat di Jalan Gajah Mada.
Ayam yang dipakai dalam garang asem adalah ayam kampung karena teksturnya lebih lembut dan empuk dibanding ayam lain. Bahkan dulu ayam kampung hanya dinikmati orang berada saja karena harganya cukup mahal berkat rasanya. Walaupun begitu, masakan ini sampai sekarang masih saja mahal untuk dinikmati. Ini dikarenakan pembuatannya yang relatif sulit, bahkan orang bisa gagal dalam membuatnya dan malah hasilnya nanti menjadi opor, bukan garang asem. Namun soal rasa, jangan ditanyakan lagi, karena kaya akan rempah Indonesia.

4. Tahu Gimbal

 

Dari namanya saja sudah terlihat bahwa tahu gimbal adalah olahan yang terdapat tahu dan gimbal dalam penyajiannya. Namun lebih dari itu, karena terdapat pula potongan lontong dan kol yang disiram bumbu kacang dan petis dalam satu porsinya. Jika belum kenal apa itu gimbal, maka gimbal adalah olahan udang yang diberi tepung, atau mirip dengan bakwan udang. Untuk menikmati satu porsi tahu gimbal, biasanya akan dinikmati dengan kerupuk udang yang tekenal renyah.
Makanan ini memang agak mirip dengan ketoprak khas Jakarta, namun bedanya adalah tahu gimbal menggunakan bumbu kacang yang disajikan dengan cara disiramkan ke makanan. Selain itu, adanya gimbal dan petis membuatnya agak berbeda. Rasanya yang gurih dan rasa bumbu kacang yang sangat terasa menjadi daya tarik bagi para konsumen. Di Semarang sendiri, kedai penjual tahu gimbal cukup menjamur, namun warung Pak H Edy menjadi yang direkomendasikan oleh pemerintah kota Semarang. Silahkan saja menuju Jalan Pahlawan di depan departemen sosial Semarang untuk berkunjung ke warungnya pak H Edy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar